Wednesday, January 26, 2005

Sunny Day



Sudah hampir seminggu ini cuaca “muram” banget. Kalo gak hujan ya mendung. Jadinya kita terbawa suasana untuk malas, pengennya tidur terus, dan tentu saja gak bisa kemana-mana. Tapi pagi ini totally different. Pagi ini cerah sekali. Matahari bersinar dengan sangat cerahnya. Cuaca yang cerah ini juga menular ke hati. Rasanya “in the mood” untuk ngerjain berbagai hal..

Kemarin saya pergi interview ke salah satu perusahaan di Wisma BNI’46 Sudirman. Ini menjadi interview saya yang ke 3 dalm proses mencari kerja selama ini . Not so bad. Tapi juga tidak terlalu optimis, karena selain wawancaranya in English (dan saya gak bisa gitu lho…), rasanya mereka sangat mempertimbangkan calon karyawan yang sudah berkeluarga dan tinggal nun jauh di bogor pula!!!

Saya tidak mengerti kenapa kayaknya (menurut pengalaman saya) ”lebih” susah bagi calon karyawan yang sudah berkeluarga untuk bersaing dengan calon karyawan yang belum berkeluarga. What’s the different? Kita kan sama-sama mencari kerja dengan motivasi kerja yang kurang lebih sama demi untuk aktualisasi diri, mengisi waktu, dan uang. Apakah pihak perusahaan takut konsentrasi dalam bekerja akan terpecah untuk keluarga? Rasanya tidak seharusnya seperti itu. Menurut logika saya, calon karyawan yang sudah berkeluarga mungkin akan lebih berkomitmen dalam bekerja, karena bagaimanapun sekarang mereka tidak hanya bertanggung jawab pada diri mereka sendiri tapi juga untuk keluarga. Mereka tidak bisa lagi bermain-main dalam bekerja hanya untuk sekedar mencari jati diri dan tempat kerja yang paling sesuai.

Kalau kita ditanya apa hal yang paling berharga bagi kita saat ini? Saya rasa tidak sedikit yang akan menjawab the most valuable thing for me right now is FAMILY. Untuk keluarga rasanya kita bersedia untuk melakukan apa saja, termasuk bekerja dengan sungguh-sungguh demi kesejahteraan keluarga kita. So, menurut saya rasanya tidak adil bila menganggap calon karyawan yang sudah berkeluarga “lebih bermasalah” dan ”berkurang point-nya” dibandingkan dengan calon karywan yang belum berkeluarga.

Ini sekedar wacana, dan saya harap apa yang saya kemukakan di atas tidak benar adanya…hehehehe

Sunday, January 23, 2005

Virginia Clarita Palilu


We woke up late this morning.
Bangun-bangun udah jam 8 (!!!!!). Belum lama bangun Ulis (Budi’s bro) nelpon kalo kak Olin (his wife) yang seharusnya diperasi caesar jam 11 siang akan dimajukan operasinya jam 9.
Tanpa sarapan, kami ke RS sesegera mungkin. Disana sudah ada papa Bill, Tian (both of them Budi’s bro), Oma (Olin’s mom), Usi ,Hai (Olin’s bro ‘n sis) dan Dito (Ulis’s first son).

Nunggu…..nunggu….nunggu……

Jam 11 lewat ada dokter yang keluar dan bilang kalo kak Olin udah melahirkan dan sedang dalam proses recovery. Gak lama kemudian the little baby dibawa keluar. Lucu dan cantik banget. Putih. Dia main mata pada kami semua. Si kakak (Dito) langsung memperkenalkan diri, “Halo ade,ini kakak Dito”. Waktu ditanyakan ke Dito nama adiknya siapa? Katanya, “ Namanya: Adiknya Kakak Dito” . Si adek ternyata diberi nama Virginia Clarita Palilu dengan panjang 49 cm dan berat 3 kg di RS BMC Bogor.
Sampai kami pulang, kak Olin belum dibawa ke kamar dan masih di ruang recovery karena kedua kakinya belum pulih dari pengaruh bius lokal. Saya temui, kak Olin udah bisa cerita-cerita walau masih gemetaran karena katanya ruang OK duiiiingiiiiinnn banget dan juga perutnya udah mulai sakit karena pengaruh obat bius sudah mulai hilang.

BTW tadi sempat terlintas dalam pikiran saya waktu sudah melihat the little baby : “Kapan ya, bisa punya little baby juga?”

Saturday, January 22, 2005

One Fine Day…


Sesudah beres-beres, jam 11 kami berangkat ke Jakarta. Tidak hujan walau sedikit mendung. Kami langsung menuju ke Ligamas untuk ambil AC (Thanx Tgor-Lise). Disana kami ketemu dengan kak Leman, kaka Nepo, Pong-Es, Bakko, Om Anton.

Dari sana kami ke Hotel Ibis menjemput kak Yaya yang sudah selesai pelatihan selama 2 hari dan langsung meluncur ke bandara karena pesawatnya ke Surabaya jam 3 sore. Disana kami ditraktir makan siang oleh kak Yaya, dan sesudah dia masuk, kami meneruskan perjalanan ke Mall Ambassador untuk cari DVD.

Setelah mengubek-ubek beberapa lama dan udah dapat beberapa DVD, kami lanjut lagi ke Pondok Gede ke rumah kak Opiek. Disana selain ketemu kak Opiek, Kak Iyek, Abel dan Fael, kami juga ketemu dengan Opa Pa’Du, Papa/Mama Juna dan Rena.

Gak lama disana, dengan diantar hujan keras kami pulang ke Bogor, tapi belum langsung pulang ke rumah… Kami masih ke RS BMC menjenguk kak Olin yang sudah masuk RS untuk dioperasi Caesar besok siang jam 11 untuk kelahiran anak kedua. Hujan gerimis yang membawa udara dingin, rasanya enak makan mie panas-panas. So, sepulang dari RS kami lewat makan mie di bakmi Japos.

Setelah kenyang, kami akhirnya pulang ke home sweet home…..tapi tidak berhenti disitu saja! Kami masih melanjutkan hari libur ini dengan menonton film lama hasil buruan kami tadi siang: “The GOD must be crazy”.

Film ini lucu, sedehana, tapi memberi makna dalam tentang arti hidup (ceilee…) . Film ini bercerita tentang seorang penduduk asli di pedalaman Kalahari Afrika yang selama ini hidup terisolasi dan hidup dalam dunia mereka sendiri. Sampai-sampai mereka belum pernah melihat botol(!!!) coca cola yang kebetulan dia lihat jatuh dari langit. Botol itu ternyata dibuang oleh seorang pilot dari pesawat yang lewat diatasnya. Botol ini kemudian dianggap sebagai kiriman dari Tuhan untuk membantu kehidupan mereka. Pada suatu saat dimana botol ini membawa kekacauan dalam kehidupan mereka, mereka mengambil kesimpulan mungkin Tuhan sedang salah ketika Dia mengirim “benda” ini pada mereka. Jadi benda ini harus dikembalikan kepada Tuhan yang sudah memberi.

Ceritanya simple tapi bermakna. Tentang hidup yang sederhana bila dijalani dengan sederhana pula. Tidak usah membuat hidup makin rumit karena hidup dijalani hanya sekali saja. Nikmati hidup dengan penuh syukur karena rencanaNya sungguh indah bahkan tidak terselami oleh akal pikiran kita.

Terima kasih Tuhan untuk hidup yang telah engkau beri. Ajari kami untuk bisa melihat pekerjaan dan rencana-Mu dalam suka dan duka hidup kami….Terpujilah Tuhan!

Wednesday, January 19, 2005

Sakit gigi!!!




“lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini….”
Ada lagu dangdut seperti itu dan saya termasuk orang yang sangat tidak setuju dengan statement ini. Saya beranggapan orang yang menciptakan lirik lagu ini pasti belum pernah merasakan sakit gigi. Nyut-nyutan, ngilu, bengkak, gak bisa ngunyah (jadi kalo makan langsung ditelan tanpa proses kunyah mengunyah), gak bisa tidur, gak bisa ngomong, gak bisa dengar orang ribut, pokoknya kalo sakit gigi rasanya mengalami penderitaan tiada akhir.

Dari kecil penyakit ini sudah menjadi langganan saya. Saya juga gak tahu kenapa, padahal rasanya saya termasuk anak yang rajin sikat gigi. Belum lama ini saya amazed mendengar ada seseorang yang udah mahasiswa(umur 19-an) yang seumur hidup belum pernah ke dokter gigi. Bagaimana mungkin? Padahal saya dari kecil sudah sangat terbiasa pergi ke dokter gigi dengan segala macam masalahnya (tapi tetap saja sampai sekarang kalo udah mo ke dokter gigi masih diserang penyakit “takut”).

Dua hari ini penyakit itu muncul lagi. Gak ada angin gak ada badai, kok bisa sakit gigi? Rasanya tidak ada gigi yang bolong. Sebulan lalu ada gigi bolong yang sudah ditambal. Trus kurang lebih seminggu yang lalu di Makassar saya sempat periksa gigi ke dokter tapi katanya everything is fine. So what gitu lho…
Anehnya lagi saya gak tahu gigi mana yang sakit. Pokoknya berada di bagian kiri mulut. Gak tahu juga rahang atas apa rahang bawah ya??? Kan lucu banget!!!

Rencananya siang ini saya akan ke dokter gigi. Tapi berhubung agak mendung, dan sakitnya sudah mulai berkurang, saya gak jadi dulu ke dokter..(udah sakit, masih saja tetap nakal gak ke dokter. Atau takut????!?)