Saturday, January 22, 2005

One Fine Day…


Sesudah beres-beres, jam 11 kami berangkat ke Jakarta. Tidak hujan walau sedikit mendung. Kami langsung menuju ke Ligamas untuk ambil AC (Thanx Tgor-Lise). Disana kami ketemu dengan kak Leman, kaka Nepo, Pong-Es, Bakko, Om Anton.

Dari sana kami ke Hotel Ibis menjemput kak Yaya yang sudah selesai pelatihan selama 2 hari dan langsung meluncur ke bandara karena pesawatnya ke Surabaya jam 3 sore. Disana kami ditraktir makan siang oleh kak Yaya, dan sesudah dia masuk, kami meneruskan perjalanan ke Mall Ambassador untuk cari DVD.

Setelah mengubek-ubek beberapa lama dan udah dapat beberapa DVD, kami lanjut lagi ke Pondok Gede ke rumah kak Opiek. Disana selain ketemu kak Opiek, Kak Iyek, Abel dan Fael, kami juga ketemu dengan Opa Pa’Du, Papa/Mama Juna dan Rena.

Gak lama disana, dengan diantar hujan keras kami pulang ke Bogor, tapi belum langsung pulang ke rumah… Kami masih ke RS BMC menjenguk kak Olin yang sudah masuk RS untuk dioperasi Caesar besok siang jam 11 untuk kelahiran anak kedua. Hujan gerimis yang membawa udara dingin, rasanya enak makan mie panas-panas. So, sepulang dari RS kami lewat makan mie di bakmi Japos.

Setelah kenyang, kami akhirnya pulang ke home sweet home…..tapi tidak berhenti disitu saja! Kami masih melanjutkan hari libur ini dengan menonton film lama hasil buruan kami tadi siang: “The GOD must be crazy”.

Film ini lucu, sedehana, tapi memberi makna dalam tentang arti hidup (ceilee…) . Film ini bercerita tentang seorang penduduk asli di pedalaman Kalahari Afrika yang selama ini hidup terisolasi dan hidup dalam dunia mereka sendiri. Sampai-sampai mereka belum pernah melihat botol(!!!) coca cola yang kebetulan dia lihat jatuh dari langit. Botol itu ternyata dibuang oleh seorang pilot dari pesawat yang lewat diatasnya. Botol ini kemudian dianggap sebagai kiriman dari Tuhan untuk membantu kehidupan mereka. Pada suatu saat dimana botol ini membawa kekacauan dalam kehidupan mereka, mereka mengambil kesimpulan mungkin Tuhan sedang salah ketika Dia mengirim “benda” ini pada mereka. Jadi benda ini harus dikembalikan kepada Tuhan yang sudah memberi.

Ceritanya simple tapi bermakna. Tentang hidup yang sederhana bila dijalani dengan sederhana pula. Tidak usah membuat hidup makin rumit karena hidup dijalani hanya sekali saja. Nikmati hidup dengan penuh syukur karena rencanaNya sungguh indah bahkan tidak terselami oleh akal pikiran kita.

Terima kasih Tuhan untuk hidup yang telah engkau beri. Ajari kami untuk bisa melihat pekerjaan dan rencana-Mu dalam suka dan duka hidup kami….Terpujilah Tuhan!

No comments: